Sampah merupakan produk sampingan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Setiap orang akan menghasilkan sampah, baik itu sampah yang bisa didaur ulang maupun tidak dapat didaur ulang. Semakin banyaknya kapasitas sampah ini, apabila tidak ditangani dengan signifikan, maka akan menimbulkan permasalahan baru.
Pengelolaan sampah haruslah dimulai dari diri sendiri. Kesadaran diri ini dapat dimulai dengan menerapkan konsep 3R. Penerapan konsep ini dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Penerapan konsep 3R perlu dilakukan di sekolah karena sekolah merupakan wadah atau instansi berkumpulnya banyak orang, mulai dari guru, karyawan, dan siswa. Dengan banyaknya penghuni di dalam sekolah, maka sampah yang dihasilkan akan banyak.
Konsep 3R yang dimaksud adalah reuse (guna ulang) adalah kegiatan menggunakan kembali sampah yang masih baik untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain. Reduce (mengurai) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Recycle (mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru. Itulah langkah yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah untuk mengurangi produksi sampah.
Di SMP N 2 Tengaran sudah disediakan beberapa tempat sampah di depan ruangan kelas. Tim adiwiyata membedakan tiap jenis sampah dengan melabeli stiker sampah plastik, kertas, botol untuk memudahkan siswa membuang sampah sesuai jenisnya. Selain itu, tim adiwiyata mendaur ulang sampah plastik dengan cara memanfaatkan botol plastik bekas untuk membuat pot yang akan digantung di taman SMP N 2 Tengaran. Kami juga memanfaatkan kembali sisa makanan dan tumbuh-tumbuhan kering untuk dijadikan eco enzym dan kompos. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagai bahan campuran media tanam dalam pot.
Selain sampah plastik, kertas bekas banyak dihasilkan di lingkungan sekolah. Jenis sampah ini, memiliki harga yang tinggi di kalangan pemulung. Beberapa jenisnya yaitu kertas karton, kertas pembungkus makanan, kertas HVS, dan kertas jenis lainnya. Contoh pengelolaan sampah kertas yang mudah yaitu daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigura.
Bentuk pengelolaan sampah yang lain yaitu dengan cara dijual. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dapat dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar bagaimana sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja dapat dicari dan diciptakan di lingkungan sekitarnya. Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif agar mereka dapat meningkatkan rasa kepedulian dan kecintaannya terhadap lingkungan sekolah.